Setelah sempat absen dari kawasan bisnis Jakarta, Burgreens kembali membuka pintunya di Pacific Place. Tapi kali ini, ia hadir bukan sekadar sebagai restoran, melainkan sebagai tentang bagaimana seharusnya kita makan dengan harga yang masuk akal, dan tetap lezat.

Bagi banyak orang, Burgreens bukan nama baru. Ia sudah lama menjadi jawaban bagi siapa pun yang mencari alternatif sehat tanpa perlu berkompromi soal rasa. Di gerai terbarunya yang lebih luas ini, Burgreens tampil dengan energi baru: ruang yang lebih lega, menu yang lebih beragam, dan ambisi yang lebih besar. Tak ada lagi kesan bahwa makan berbasis nabati itu berarti membosankan. Di sini, hidangan seperti Dendeng Balado, Truffle Mushroom Pasta, dan Creamy Miso Ramen tampil percaya diri dengan sajian yang mengenyangkan, nyaman, namun tetap dalam koridor gizi: tinggi serat, tinggi protein, rendah kalori, dan tentu saja, tanpa kolesterol.
Kami ingin membuktikan bahwa makanan sehat bisa enak dan tidak harus mahal
Max Mandias – Pendiri Burgreens
Seperti biasa, bahan-bahan yang digunakan bukan bahan sembarangan. Ada beras cokelat organik dari Banyuwangi, jamur shitake dari Cipanas, dan lebih dari 600 petani lokal lain yang menjadi bagian dari rantai rasa ini. Di tangan Burgreens, semangkuk rendang bukan hanya soal bumbu dan tekstur, tapi juga soal cerita dan hubungan antara penikmat, tanah, dan petaninya.

Namun, yang paling menarik dari kembalinya Burgreens adalah betapa tenangnya ia hadir. Tak banyak gembar-gembor, tapi ada bobot yang terasa. Seperti biasa, ada sedikit kejutan seperti boba tanpa susu, protein shakes tanpa tambahan gula, dan promo “Surprise Menu” seharga Rp1 selama periode pembukaa semua menjadi bagian dari cara mereka menyapa kembali pelanggan setia, sekaligus menyambut yang baru.
